21 April 2008

Mak Gwa ?

Kekartinian bisa dianggap tercatat sebagai traffic curhat tulisan antara Rosa dan Kartini. Silakan saja, kegelapan yang tampak oleh Kartini, disingkap cahaya ke-eropa-an Rosa. Toh, sama-sama perempuan.
Kalau Kartini terpengaruh, ya manusiawi. Lagipula trinil satu ini, selain adik-adiknya, tidak ada lagi yang dengarkan sambil cari pemecahan cerdasnya.


Bisa jadi Hari Kartini ini dipandang juga Hari Rosa. mau apa ? Rosa kan juga manusia. Emang harus manusia Indonesia yang berjasa ? Wih, jahat amat sih... apa kalau sudah digelari penjajah, tak satu pun tindakannya yang bisa dimaknakan berakhlak ? Kan nama-nama Walandi yang punya jasa bak sisi mata-uang, juga ndak kurang.
Bukti yang jelas-jelas ganjil adalah seorang Daendels. Sampai sekarang pun jalan megah Anyer-Panarukan masih jadi urat-nadi utama. Emangnya sudah ada prestasi bangun jalan panjang yang esensial ? Maaannnaaaa....

Artinya apa ya kalau ini sampai tersilap dari sejarah manusia Indonesia ?

marmotji berani bilang, ada pendidikan yang disengajakan untuk timbulnya manusia Indonesia yang sombong, ultra percaya diri dan ndak bisa lihat tengkuknya sendiri.
ya jelas, marmotji tak ingin mental inlander pun jadi kepangkatan awet, tapi mikir dong, buat apa juga berjalan sombong di tanah air yang setetes pun ndak bisa bikin. Belagu!. Gitu aja rebutan kekuasaan, dan dipamer-pamerkan pake kampanye lagi.
Apalagi kalau ada yang mempermasalahkan kemiskinan. Apa ndak keblinger.

Persis pula kasus siswa peserta UNAS, terus nangis-nangis karena tidak lulus, ketakutan dengan prosedur tidak jelas yang harus ditempuh setelahnya. Padahal tahu aja enggak.

Waduuuuhhh...maaaak...engkau dimaaaanaaaaa....

Ibu yang tenang, tangannya menggenggam ubun-ubun anaknya. adalah tempat mengadu yang teduh.
Ibu yang menyungging senyum ikhlasnya, meremas hati anaknya yang sudah terlanjur terpikat cinta gadis pujaannya.

Emangnya orang-orang penting itu gak punya ibu, sehingga berani bertindak kejam pada ibu-ibu yang hanya punya susu dari payudaranya untuk anaknya ?

Apa para siswa yang ketakutan UNAS, sekaligus para guru yang kebingungan kalau prestasi anak-didiknya berimbas jelek pada karirnya, gak mikir, karir seorang ibu justru bertaruh nyawa ? baru UNAS aja yang gak pake pembunuhan sudah melolong-lolong ndak karuan.

Kalo ada perkosaan, apa harus ada pria-wanita ? jangan-jangan enggak
Apa lagi kalo ada lokalisasi. Itu orang atau sapi disana ? perempuan perkasa yang harus diperas habis oleh lenguhan nafsu puas 10-15 laki-laki ?
Kog ya ada orang yang tenang-tenang aja makan duit itu ? Waraskah bila uang itu disuapkan ke anaknya yang juga lahir dari makhluk sejenis dengan perahannya ?

marmotji bertanya-tanya, jangan-jangan ada kaum ibu yang dirubah menjadi laki-laki.
Sehingga tak lagi sayang pada oroknya.
Sehingga bisa jadi rentenir moral bagi masyarakatnya.
Dan menggadaikan kemaluannya atas nama kemajuan ?

Musti jadi sticker dijidat.
Kartini hanya simbol.
Kartini hanya nama.
Tapi jasad, bentuk keperempuanannya adalah pembelajaran Dari Yang Maha Membagi Rejeki.
Dan rejeki itu kebetulan bernama Kartini.
Jadi ndak ada hubungannya dengan pakaian-pakaian adat yang dilombakan tiap hari Kartini.
marmotji malah pengen nonton lomba bikini, lomba pamer kemaluan dengan peserta anak-anak TK sampe mahasiswa.
Biar mereka ndak malu lagi mengemis, walau menjual harga diri terdalamnya nantinya saat dewasa.

marmotji berani bertaruh dengan nyawa.
Kemiskinan.
Kebodohan.
Kemelaratan moral.
Kenistaan masa depan.
semua itu akibat pindah-tempatnya otak belajar manusia-manusia Indonesia ke dengkulnya...
Jadi otak dipake ngesot...

sudah kaya, ngaku miskin.
sudah punya bini, masih cari yang lain.
sudah jadi khalifah, malah napsu rebutan pangkat.
orang-orang dungu macam begini ini, harus belajar sunat lagi !!!!
mirip pepatah, anak dipangkuan dibuang, anak beruk disusui. Tak punya harga diri.

marmotji ndak sanggup mencaci-maki mereka lebih buruk lagi, saking tidak pantasnya mereka dilihat punya dahi diatas mata.

Maaaaaaaakkk....aku harus kemana mencarimuu....
Aku mau nangiisssss....
minta maaaeeemmm....engkau yang menyuap dengan senyum terindahmu...
mana cintamu, mana sayangmu...
semuanya telah merebut sekolah akhlak abadimu...

Maaaak...panggillah namaku...
Darimu. aku lahir...
cintaku, semuanya milikmu...

Maaaaaaaaaakkkkk......ampuni akuuuuu.....

No comments: